Search Engine

Sabtu, 20 Maret 2010

Suhas Gopinath, The Next Bill Gates

Umur 14 tahun Bung Karno mulai merasakan getar-getar cinta dan untuk pertama kalinya mencium wanita. Umur 14 tahun termasuk periode rawan. Apalagi di era teknologi informasi ini, segala sesuatu bisa diperoleh dengan mudah. Infotainment banyak menyorot kehidupan artis berusia remaja, kisah cintanya, dan sederet “gombal” lainnya. Televisi dan Internet sudah mulai menyebar di pelosok desa. Budaya konsumerisme dan pergaulan bebas bisa dengan cepat mempengaruhi remaja.

Masa remaja dapat dipandang sebagai suatu masa dimana individu dalam proses pertumbuhan, terutama fisik telah mencapai kematangan. Periode ini merupakan masa transisi atau masa peralihan dari kehidupan masa kanak-kanak (childhood ) ke masa dewasa (adulthood ). Masa Remaja dibagi menjadi tiga fase, yaitu masa remaja awal yang berkisar antara usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan antara usia 15-18 tahun dan masa remaja akhir yaitu antara usia 18-21 tahun.

Remaja yang sedang mencari identitas diri cenderung melakukan hal-hal yang menurut orang tua mereka bertentangan dengan apa yang dianggap sesuai. Secara negatif periode ini disebut juga periode ”serba tidak” (the ”un” stage), yaitu unbbalanced yaitu tidak atau belum seimbang, unstable yaitu tidak atau belum stabil dan unpredictable yaitu tidak dapat diramalkan. Kondisi tersebut harus disikapi diantisipasi dengan baik oleh orang tua, pendidik, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Kegagalan antisipasi bisa berakibat fatal. Berdasarkan survei yang dilakukan BKKBN tahun 2008, 63% remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seks. Sebanyak 21% Di antaranya melakukan aborsi. (di sini). Sebelumnya pada tahun 2004 dilaporkan hampir 60 persen perempuan di Kabupaten Lombok Tengah melahirkan anak pertama pada usia 14-19 tahun. Di Balikpapan, pada akhir Desember 2008, 6 pelajar SMP yang berusia sekitar 14 tahun-an diringkus polisi karena menjadi komplotan penjahat pencurian sepeda motor (curanmor). Belum lagi tawuran pelajar yang masih sering kita lihat di televisi.

Di belahan dunia yang lain, di sebuah cyber cafĂ©, seorang remaja bernama Suhas Gopinath sangat terpesona dengan sebuah web site. Karena penasaran dia berpikir keras memecahkan source code dar web site tersebut, meskipun dia sendiri tidak memiki pengetahuan luas soal internet. Dia belajar secara otodidak. Tiap hari dihabiskannya waktu untuk mempelajari source code tersebut. Dia mengatakan,”The Internet changed my life.” Orangtuanya sangat menguatirkan perkembangan Gopinath yang keranjingan internet. Prestasi sekolahnya pun makin melorot. Namun Gopinath telah memantapkan hatinya pada internet.

Dengan usaha keras dan cerdas, Gopinath akhirnya berhasil memecahkan source code tersebut. Segera setelah menemukan jawabannya dia meluncurkan website sendiri yaitu www.coolhindustan.com. Itu terjadi tahun 1998, ketika usianya 13 tahun. Situs coolhindustan.com merupakan portal berita yang memberi perkembangan info terbaru, laporan cuaca, voicemail, dan layanan lain bagi warga India yang berada di luar negeri.Hanya butuh waktu seminggu bagi coolhindustan.com untuk menarik minat pengguna internet dan sponsor.
Seminggu setelah situs diluncurkan, Gopinath diundang ke Amerika Serikat oleh Network Solutions Inc di Silicon Valley yang terkenal itu. Gopinath diminta mengurus situs web mereka termasuk membiayai sekolahnya. Dengan percaya diri, Gopinath menolak karena ingin berbisnis sendiri. Dia menyatakan, “Why should I do for another company what I could do for my own?”

Gopinath yang lahir 4 November 1986, pada tahun 2000 membangun Global Inc di San Jose, California. Perusahaan teknologi informasi ini melayani software solutions, mobile, dan e-commerce. BerbagI Hambatan menghadang di depan. Orang tuanya tetap memintanya menyelesaikan sekolahnya. Hukum India mengharuskan sesorang dengan umur minimal 18 tahun baru bisa memulai perusahaan Anda sendiri. Kecerdasan, ketekunan, pantang menyerah, membuat Gopinath terus bekerja untuk mewujudkan mimpinya. Pada akhirnya, semula dia hanya mempekerjakan enam orang karyawan, namun kini dia memiliki 600 karyawan yang kesemuanya berusia muda. Rentang usia mereka berkisar dari 17–22 tahun.

Pengagum Bill Gates ini, tidak seperti pemuda seusianya yang gemar bersenang-senang, mejeng di mal-mal, atau menggosip tentang artis remaja. Gopinath sangat bersahaja. Dia tetap ke kantor berjalan kaki. Dia juga masih tinggal bersama orang tuanya di rumah yang berukuran sedang, kendati bisa membeli rumah degan harga jutaan dolar. Dia mengendarai mobil kecil meskipun mampu membeli mobil termahal sekalipun. Dia juga tidak menggunakan ponsel yang trendi atau mengenakan pakaian dari perancang terkenal. Gopinath lebih suka bekerja keras.
Gopinath banyak kehilangan transaksi bisnisnya (proyek) akibat terlalu muda untuk melakukan transaksi bisnis. Misalnya, pada tahun 2003, e-Niaga Singapura membatalkan transaksi bisnis dengan Gopinath karena dia baru 17 tahun sebagai CEO Globals Inc., sehingga belum berhak menandatangani nota kesepahaman. Namun demikian Gopinath tidak menyerah dan terus berusaha. Kenekatannya mulai membuahkan hasil. Tahun 2007 Globals Inc. telah melayani lebih dari 200 klien di seluruh dunia melalui kehadiran di 11 negara, dengan sekitar 65 persen omset perusahaan datang dari Eropa. Karena prestasinya itu, Gopinath banyak mendapat penghargaan sebagai The World’s Youngest CEO oleh beberapa media, the Karnataka state’s Rajyotsava Award, Young Achiever Award oleh the European Parliament, “Young Global Leader” for 2008-2009 oleh the World Economic Forum, dan sederet penghargaan prestis lainnya.

Suhas Gopinath bekerja dengan sangat keras untuk mencapai impiannya itu. Sebagai vegetarian, dia makan sangat sedikit. Sebagai pekerja keras dia terbiasa berada di sofa mulai jam 4 pagi dengan laptop-nya, kemudian jam 8 pagi berangkat ke kantor dengan berjalan kaki. Ketika tengah hari Gopinath pulang lagi ke rumah yang hanya berjarak 5 menit dari kantor untuk makan siang. Bagaimana dengan remaja Indonesia?

Semoga banyak yang terinspirasi dengan Suhas Gopinath, the next Bill Gates.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar